Sabtu, 21 Juni 2014

Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, khususnya nikmat kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan alam Nabi besar  Muhammad SAW.
            Selanjutnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen yang telah memberikan kepercayaan kepada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah yang berjudul Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Serta Ciri-Ciri Bahasa Baku ini.

            Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
            Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih dan semoga Allah senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin..
Makassar, 28 November 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................ i
Daftar isi.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................... 1
C.    Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar................................................ 3
B.     Bahasa Baku ........................................................................................... 6
C.    Ciri-Ciri Bahasa Baku............................................................................. 7

BAB III PENUTUP
A.    Simpulan .................................................................................................. 9
B.     Saran ........................................................................................................ 9

Daftar Pustaka....................................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Penigkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan karena perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam berbahasa. Peningkatan mutu itu mencakup penggunaan bahasa tulis dan bahasa lisan. Kedua jenis penggunaan bahasa itu tidak dapat dipisahkan dan ukuran kemampuan seseorang dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar. Bahkan kemampuan berpikir dan bernalar seseorang akan tampak pada penggunaan bahasa tulis ataupun lisan.
Demi peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia tersebut diperlukan pengajaran mengenai bahasa yang baik dan benar sehingga masyarakat tidak lagi melakukan kesalahan. Masyarakat perlu mengetahui bahasa yang baik dan benar agar mereka mampu mengurangi penggunaan kata atau kalimat yang kurang tepat. Selain itu, masyarakat dapat mengetahui kapan dan dimana bahasa yang baik dan benar itu digunakan.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Apa pengertian bahasa yang baik dan benar?
2.      Apa pengertian bahasa baku?
3.      Apa ciri-ciri bahasa baku?

C.    Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu : 
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa yang baik dan benar.
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahasa baku.
3.      Untuk mengetahui  ciri-ciri bahasa baku.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dalam Sumpah pemuda secara resmi ditetapkan sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia dan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 secara resmi ditetapkan sebagai bahasa negara.
Bahasa yang Baik
“Bahasa Indonesia yang baik”. Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan keserasian atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan situasi pemakaiBahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di pasar, di tempat arisan, dan lain-lain, hendaklah menggunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang selalu memperhatikan norma bahasa.
Bahasa yang Benar
“Bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar di sini berhubungan dengan masalah keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa Indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak.
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahas Indoneia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak baku.
Oleh karena itu, kaidah yang mengatur pemakaian bahasa itu meliputi kaidah pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat, pembentukan paragraf, penataan penalran, serta penerapan ejaan yang disempurnakan.
Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesusai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dalam masyarakat dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.
Jika bahasa diibaratkan pakaian, kita akan menggunakan pakaian renang pada saat akan berenang di kolam renang sambil membimbing anak-anak belajar berenang. Akan tetapi, tentu kita akan mengenakan pakaian yang disetrika rapi, sepatu yang mengkilat, dan seorang laki-laki mungkin akan menambahkan dasi yang bagus pada saat ia menghadiri suatu pertemuan resmi, pada saat menghadiri pesta perkawinan rekan sejawat, atau pada saat menghadiri sidang DPR.
Akan sangat ganjil bukan, jika pakaian yang disetrika, sepatu mengkilap, dasi,  dan sebagainya itu digunakan untuk berenang. Demikian juga kita akan dinilai sebagai orang yang kurang adab jika menghadiri acara dengar pendapat di DPR dengan pakaian renang karena di sana ada ketentuan yang sudah disepakati bahwa siapa pun yang akan menghadiri acara resmi di DPR harus berpakaian rapi.
Kalau contoh itu dianalogikan dengan pemakaian bahasa, betapa ganjilnya percakapan seorang suami dengan istrinya jika berlangsung seperti berikut:
Suami: "Bu, bolehkan Bapak bertanya, apakah Ibu sudah   menyiapakan hidangan untuk makan siang hari ini?"
Istri    : "Ya tentu saja. Saya sudah masak nasi lengkap dengan sayur kesenangan Bapak, dan sekarang silakan Bapak menikmati hidangan itu. Silakan Bapak menikmati hidangan yang sudah disiapkan".
Suami: "Mari Bapak cicipi makanan ini. Oh, menurut hemat Bapak, seandainya Ibu menambahkan sedikit garam ke dalam sayur ini, pasti sayur tersebut akan lebih lezat."
Istri   : "Mudah-mudahan pada kesempaan lain Ibu dapat membuat sayur yang lebih enak sesuai dengan saran Bapak."
Sebaliknya, bagaimana pendapat Anda jika seorang mahasiswa (pembicara) bertanya kepada seorang dosen (pendengar) tentang materi kuliah yang diberikan dosen (objek), pada saat kuliah (waktu), di kampus (tempat), dalam situasi belajar-mengajar (resmi) sebagai berikiut: "Maaf Mas, gue kepengen usul, coba jelasin dulu dong garis besar kuliah kita, apa dah sesuai kurikulum universitas kita?"
Kedua contoh rekaan itu dapat dikatakan tidak tepat. Contoh pertama sangat menggelikan karena pada situasi santai digunakan bahasa yang resmi sehingga terasa kaku; kasus kedua juga sangat tidak tepat karena pada situasi formal digunkan kata-kata, dialek dan struktur yang tidak baku (dicetak miring) sehingga mirip percakapan di taman. Kedua contoh itu tidak baik dan tidak benar karena bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan situasi pemakaian, lagi pula tidak sesuai dengan kaidah bahasa.

B.     Bahasa Baku
Bahasa Indonesia terdiri atas berbagai ragam, tiap-tiap ragam itu memiliki kekhasan. Namun, terdapat ragam yang dianggap sebagai patokan bagi pemakaian ragam yang lain. Dengan adanya standar ini orang dapat mengetahui mana pemakaian bahasa yang benar dan mana yang tidak benar. Ragam bahasa yang mengemban fungsi sebagai tolok semacam itu disebut dengan bahasa baku atau bahasa standar. Dengan demikian, bahasa Indonesia baku merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai tolok ukur bagi pemakaian ragam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia baku disebut juga bahasa Indonesia yang formal, yaitu bahasa Indonesia yang dituturkan dalam situasi resmi.
Secara lebih rinci, ragam bahsa Indonesia baku dipakai dalam situasi berbahasa sebagai berikut:
1.      Untuk komunikasi resmi, seperti dalam upacara-upacara kenegaraan, rapat-rapat dinas, surat-menyurat resmi,dan sebagainya.
2.      Untuk wacana teknis, seperti laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran pekerjaan, karya ilmiah,dan sebagainya.
3.      Pembicaraan di depan umum, misalnya pidato, ceramah, khotbah, pengajaran di sekolah,dan sebagainya.
4.      Berbicara dengan orang yang patut dihormati misalnya guru, pejabat pemerintahan, atasan, atau orang yang belum atau baru saja dikenal.

C.    Ciri-Ciri Bahasa Baku
Bahasa Indonesia baku biasa juga disebut bahasa Indonesia standar, memiliki ciri-ciri atau karakteristik antara lain:
1.      Kalimat aktif yang kata kerjanya menjadi sebutan atau predikat menggunakan awalan atau prefiks me- atau ber-. Contoh: Ibu membeli ikan di pasar.
2.      Menggunakan urutan kata yang tepat S+P+O+Pel. Contoh: Ayah memancing ikan di sungai.
3.      Menggunakan susunan sintetik. Contoh: Perbuatannya memalukan.
4.      Menggunakan fungsi gramatikal secara jelas. Contoh: Ibu ke rumah nenek(salah). Ibu pergi ke rumah nenek(benar).
5.      Menggunakan konjungsi yang tepat. Contoh: Udara dingin menyebabkan hidung tersumbat(salah). Udara yang dingin menyebabkan hidung tersumbat(benar).
6.      Menggunakan partikel –kah atau –lah. Contoh: Buanglah sampah pada tempatnya!
7.      Menggunakan preposisi yang tepat. Contoh: Saya berasal daripada Medan(salah). Saya berasal dari Medan(benar).
8.      Menggunakan kata yang menyatakan jumlah secara tepat. Contoh: Banyak surat-surat yang masuk ke kantor redaksi(salah). Banyak surat yang masuk ke kantor redaksi(benar).
9.      Tidak menggunakan struktur atau pola bahasa asing/bahasa daerah. Contoh: Ini hari(salah). Hari ini(benar).














BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
           Dalam urainan diatas dapat dismpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang dalam penggunaannya sesuai dengan situasi dan kaidah tata bahasa yang berlaku. Kaidah bahasa yaitu kaidah bahasa Indonesia baku atau yang danggap baku. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia dianjurkan menggunakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi maupun kehidupan sehari-hari. Namun masih minimnya pengetahuan tentang bagaiman bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga masih banyak yang tidak menggunakannya secara tidak tepat

B.     Saran
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak bahkan lebih lengkap mengenai pembahasan Analisis Kesalahan Berbahasa, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang, karena di dalam makalah ini penulis hanya membahas mengenai Bahasa yang Baik dan Benar serta Bahasa Baku.
Di sini kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan makalah-makalah selanjutnya sangat diharapkan

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal & Farid Hadi. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Akademika Pressindo, 2009





Tidak ada komentar:

Posting Komentar