Kamis, 03 Mei 2012

Tugas Bahasa Indonesia Bab III


  1. Ditinjau dari situasi pemakaiannya bahasa Indonesia baku digunakan pada saat !
Jawaban  :
Ditinjau dari situasi pemakaiannya bahasa Indonesia baku digunakan pada saat situasi resmi, seperti acara seminar, pidato, temu karya ilmiah dan lain-lain. Pada situasi seperti ini peranan bahasa bukan saja semata-mata sebagai alat komunikasi, melainkan sebagai alat penyampai gagasan atau ide secara tepat.
  1. Tuliskan ciri-ciri bahasa Indonesia baku disertai dengan contoh !
Jawaban :
Bahasa Indonesia baku mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1)     Menggunakan ucapan baku (pada bahasa lisan), contoh :


Baku                      : Saya.
Tidak Baku           : Gue.
2)     Menggunakan/berpedoman pada ejaan yang berlaku; yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (sebagai pedoman umum), contoh :
Baku                      : Zaman.
Tidak Baku           : Jaman.
3)     Memakai peristilahan resmi yaitu : Pedoman Umum Pembentukan Istilah, contoh :
Istilah asing                      : Amputation, energy.
Istilah Indonesia              : Amputasi, energi.
4)     Menghindari pemakaian unsur-unsur yang terpengaruh oleh bahasa-bahasa dialek atau bahasa tutur sehari-hari baik lesikal maupun gramatikal, contoh :
Baku :
-          Bagaimana (lesikal)
-          Rumah orang itu bagus (gramatikal)
Tidak Baku :
-          Gimana (lesikal)
-          Rumahnya orang itu bagus (gramatikal)
5)     Pemakaian susunan yang dipadukan, contoh :
Baku                      : Saudarnya.
Tidak Baku           : Dia punya saudara.
6)     Pemakaian awalan me- (pada bentuk yang seharusnya dipakai).
Baku                      : Mahasiswa harus rajin membaca.
Tidak Baku           : Mahasiswa harus rajin baca.
7)     Pemakaian awalan ber- (pada bentuk )yang seharusnya dipakai), contoh:
Baku                      : Orang tua itu tidak dapat berjalan lagi.
Tidak Baku           : Orang tua itu tidak dapat jalan lagi.
8)     Pemakaian partikel lahkah, dan pun (bila ada) secara konsisten, contoh:
Baku                      : Walaupun ia miskin, ia tetap gembira.
Tidak Baku           : walau ia miskin, ia tetap gembira.
9)     Pemakaian urutan kata yang tepat dengan pola frase verbal (aspek pelaku-tindakan) secara konsisten (pada kalimat bentuk pasif), contoh:
Baku                      : Buku itu sudah saya baca.
Tidak Baku           : Buku itu saya sudah baca.
10) Pemakaian kata depan (preposisi) di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, contoh:
Baku                      : Risna tinggal di Jalan Bonto Duri
Tidak Baku           : Risna tinggal dijalan Bonto Duri
11) Pemakaian kata depan daripadadaripada, dan kepada, contoh: Luna berasal dari Bandung.
12) Pemakaian kata depan yang tidak tepat, contoh:
Baku                                              : Anak tetangga saya akan dilantik menjadi dokter selasa besok.
Tidak Baku                                   : Anak dari tetangga saya akan dilantik menjadi dokter selasa besok.
13) Memperhatikan pemakaian ungkapan-ungkapan tetap dalam susunan ber-an+dengan dan se+dengan, contoh: Hari ulang tahun Susi bertepatan dengan hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
14) Pemakaian ungkapan-ungkapan tetap dalam untaian frase kata kerja partikel, contoh: Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
15) Pemakaian kata ganti orang yang berpasangan secara tepat, contoh:
Saya                                              – engkau
Kami                                             – kalian
Kita                                               – mereka
16) Menghindari pembentukan kata, susunan kalimat atau kalimat yang menyimpang dari ketentuan umum bahasa yang bersangkutan. Gejala kontaminasi ialah ragam kesalahan yang berupa bentuk-bentuk yang kacau karena tumpang tindihnya dua bentuk yang masing-masing betul bila berdiri sendiri, contoh:
Susunan yang betul        : Yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
Susunan yang rancu       : Kepada yang tidak berkepentingan diharapkan agar  tidak masuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar