KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “MASA TURUNNYA AL-QURAN”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT. dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Makassar, 6 Desember 2011
Fathimah Az Zahraa
NIM 105 336 774 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada abad ke-7 M, menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa, yang pernah dialami oleh umat manusia. Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan sepanjang zaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam membahas masalah agama Islam, kita tidak bisa lepas dari Al-Quran kitab suci umat Islam, yang merupakan firman-firman Allah SWT, yang diturunkan dengan perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai peringatan, petunjuk, tuntunan, dan hukum bagi kehidupan umat manusia.
Ayat-ayat Al-quran yang diterima Nabi Muhammad SAW. diterima secara berangsur-angsur selama kurang lebih 22 tahun, atau tepatnya 22 tahun, 2 bulan, 22hari, yakni sejak ia berusia 40 tahun sampai belau wafat. Oleh karena itu, perlu diadakan pembahasan lebih lanjut mengenai masa turunnya Al-quran.
Melalui makalah ini, kami mencoba untuk memberikan informasi mengenai masalah tersebut, sehingga pembaca dapat mengetahui sedikit informasi tentang masa turunnya Al-quran.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apa itu Al-quran ?
2. Berapa periode/masa turunnya Al-quran ?
3. Sebutkan urutan turunnya wahyu Al-quran ?
4. Apa hikmah diturunkannya Al-quran secara berangsur-angsur ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat mengetahui Al-quran.
2. Pembaca dapat mengetahui periode/masa turunnya Al-quran.
3. Pembaca dapat mengetahui urutan turunnya wahyu Al-quran.
4. Pembaca dapat mengetahui hikmah diturunkannya Al-quran secara berangsur-angsur.
D. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa dalam mata kuliah AIK I untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang masa turunnya Al-quran. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam mempelajari AIK I. Khususnya dalam materi masa turunnya Al-quran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al-quran
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam. Bagi Muslim, Al-Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan lafaldan maknanya. Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang sangat berharga bagi umat Islam hingga saat ini. Di dalamnya terkandung petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat.
Jumlah surat yang terdapat dalam Al Qur’an ada 114; nama-namanya dan batas-batas tiap-tiap surat, susunan ayat-ayatnya adalah menurut ketentuan yang ditetapkan dan diajarkan oleh Rasulullah sendiri (tauqifi).
Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang esensial: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman, Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya (QS, 17:9).
Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul saw., untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu: Kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir(QS 16:44).
Disamping keterangan yang diberikan oleh Rasulullah saw., Allah memerintahkan pula kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan dan mempelajari Al-Quran: Tidaklah mereka memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati mereka tertutup (QS 47:24).
Mempelajari Al-Quran adalah kewajiban. Berikut ini beberapa prinsip dasar untuk memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan. Atau, dengan kata lain, mengenai "memahami Al-Quran dalam Hubungannya dengan Ilmu Pengetahuan."( Persoalan ini sangat penting, terutama pada masa-masa sekarang ini, dimana perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat dan meliputi seluruh aspek kehidupan.
Kekaburan mengenai hal ini dapat menimbulkan ekses-ekses yang mempengaruhi perkembangan pemikiran kita dewasa ini dan generasi-generasi yang akan datang. Dalam bukunya, Science and the Modern World, A.N. Whitehead menulis: "Bila kita menyadari betapa pentingnya agama bagi manusia dan betapa pentingnya ilmu pengetahuan, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa sejarah kita yang akan datang bergantung pada putusan generasi sekarang mengenai hubungan antara keduanya.
Tulisan Whithead ini berdasarkan apa yang terjadi di Eropa pada abad ke-18, yang ketika itu, gereja/pendeta di satu pihak dan para ilmuwan di pihak lain, tidak dapat mencapai kata sepakat tentang hubungan antara Kitab Suci dan ilmu pengetahuan; tetapi agama yang dimaksudkannya dapat mencakup segenap keyakinan yang dianut manusia.
Demikian pula halnya bagi umat Islam, pengertian kita terhadap hubungan antara Al-Quran dan ilmu pengetahuan akan memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan agama dan sejarah perkembangan manusia pada generasi-generasi yang akan datang.
Bagian-bagian Al-Qur’an
Al-Qur’an mempunyai 114 surat, dengan surat terpanjang terdiri atas 286 ayat, yaitu Al Baqarah, dan terpendek terdiri dari 3 ayat, yaitu Al-’Ashr, Al-Kautsar, dan An-Nashr. Sebagian ulama menyatakan jumlah ayat di Al-Qur’an adalah 6.236, sebagian lagi menyatakan 6.666. Perbedaan jumlah ayat ini disebabkan karena perbedaan pandangan tentang kalimat Basmalah pada setiap awal surat (kecuali At-Taubah), kemudian tentang kata-kata pembuka surat yang terdiri dari susunan huruf-huruf seperti Yaa Siin, Alif Lam Miim, Ha Mim dll. Ada yang memasukkannya sebagai ayat, ada yang tidak mengikutsertakannya sebagai ayat.
Untuk memudahkan pembacaan dan penghafalan, para ulama membagi Al-Qur’an dalam 30 juz yang sama panjang, dan dalam 60 hizb (biasanya ditulis di bagian pinggir Al-Qur’an). Masing-masing hizb dibagi lagi menjadi empat dengan tanda-tanda ar-rub’ (seperempat), an-nisf (seperdua), dan as-salasah (tiga perempat).
Selanjutnya Al-Qur’an dibagi pula dalam 554 ruku’, yaitu bagian yang terdiri atas beberapa ayat. Setiap satu ruku’ ditandai dengan huruf ‘ain di sebelah pinggirnya. Surat yang panjang berisi beberapa ruku’, sedang surat yang pendek hanya berisi satu ruku’.
Nisf Al-Qur’an (tanda pertengahan Al-Qur’an), terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 19 pada lafal walyatalattaf yang artinya: “hendaklah ia berlaku lemah lembut”.
Nisf Al-Qur’an (tanda pertengahan Al-Qur’an), terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 19 pada lafal walyatalattaf yang artinya: “hendaklah ia berlaku lemah lembut”.
B. Masa Turunnya Al-Quran
Ayat-ayat Al-quran yang diterima Nabi Muhammad SAW. diterima secara berangsur-angsur selama kurang lebih 22 tahun, atau tepatnya 22 tahun, 2 bulan, 22hari, yakni sejak ia berusia 40 tahun sampai belau wafat
Al-Quran Al-Karim yang terdiri dari 114 surah dan susunannya ditentukan oleh Allah SWT. dengan cara tawqifi, tidak menggunakan metode sebagaimana metode-metode penyusunan buku-buku ilmiah. Buku-buku ilmiah yang membahas satu masalah, selalu menggunakan satu metode tertentu dan dibagi dalam bab-bab dan pasal-pasal. Metode ini tidak terdapat di dalam Al-Quran Al-Karim, yang di dalamnya banyak persoalan induk silih-berganti diterangkan.
Persoalan akidah terkadang bergandengan dengan persoalan hukum dan kritik; sejarah umat-umat yang lalu disatukan dengan nasihat, ultimatum, dorongan atau tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam semesta. Terkadang pula, ada suatu persoalan atau hukum yang sedang diterangkan tiba-tiba timbul persoalan lain yang pada pandangan pertama tidak ada hubungan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya, apa yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 216-221, yang mengatur hukum perang dalam asyhur al-hurum berurutan dengan hukum minuman keras, perjudian, persoalan anak yatim, dan perkawinan dengan orang-orang musyrik.
Yang demikian itu dimaksudkan agar memberikan kesan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran dan hukum-hukum yang tercakup didalamnya merupakan satu kesatuan yang harus ditaati oleh penganut-penganutnya secara keseluruhan tanpa ada pemisahan antara satu dengan yang lainnya. Dalam menerangkan masalah-masalah filsafat dan metafisika, Al-Quran tidak menggunakan istilah filsafat dan logika. Juga dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan. Yang demikian ini membuktikan bahwa Al-Quran tidak dapat dipersamakan dengan kitab-kitab yang dikenal manusia.
Tujuan Al-Quran juga berbeda dengan tujuan kitab-kitab ilmiah. Untuk memahaminya, terlebih dahulu harus diketahui periode turunnya Al-Quran. Dengan mengetahui periode-periode tersebut, tujuan-tujuan Al-Quran akan lebih jelas.
Setiap kali mendapat wahyu, Nabi SAW lalu menghafalkannya. Beliau dapat mengulangi wahyu yang diterima tepat seperti apa yang telah disampaikan Jibril kepadanya. Hafalan Nabi SAW ini selalu dikontrol oleh Malaikat Jibril.
Adapun masa/ periode turunnya Al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut :
1. Periode Mekah, yaitu saat Nabi SAW bermukim di Mekah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari (610-622 M) sampai Nabi SAW melakukan hijrah. Ayat-ayat yang diturunkan pada masa itu disebut ayat-ayat Makkiyah, yang berjumlah 4.726 ayat, meliputi 89 surat.
2. Periode Madinah, yaitu masa setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9 hari (622-632 M). Ayat-ayat yang turun dalam periode ini dinamakan ayat-ayat Madaniyyah, meliputi 1.510 ayat dan mencakup 25 surat.
Ayat-ayat Makiyah maupun Madaniyah yang terdapat dalam Al Qur’an memiliki beberapa perbedaan yang menjadi ciri khas. Berikut ini adalah ciri-ciri yang terdapat pada kedua kategori ayat tersebut.
Ciri-Ciri Ayat-Ayat Makkiyah dan Madaniyyah
Makkiyah
•Ayat-ayatnya pendek.
•Ayat-ayatnya pendek.
• Ayatnya dimulai dengan lafdz : Ya ayuhannas artinya, wahai manusia.
• Kebanyakan mengandung masalah tauhid, iman kepada Allah Swt., masalah surga dan neraka, dan masalah-masalah yang menyangkut kehidupan akhirat (ukhrawi).
Madaniyah
• Ayat-ayatnya panjang.
• Ayatnya dimulai dengan lafadz : ya ayyuhalladzina amanu artinya, wahai orang-orang yang beriman.
• Kebanyakan tentang hukum-hukum agama (syariat), orang-orang yang berhijrah (muhajirin) dan kaum penolong (anshar), kaum munafik, serta ahli kitab.
Wahyu yang pertama turun adalah 5 ayat pertama surah Al-‘alaq (surah ke-96) di Gowa Hira (terletak di Jabal Nur, beberapa kilometer di sebelah Utara Mekkah) pada malam Qadar, 17 Ramadhan 610 M (13 S.M.).
Diketahui bahwa Muhammad saw., pada awal turunnya wahyu pertama (Al-'alaq), belum dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang diterima. Baru setelah turun wahyu kedualah beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah: "Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan" (QS 74:1-2).
Masa turunnya wahyu dinyatakan berakhir setelah Nabi menerima wahyu terakhir yaitu surat Al-Maidah ayat 3 yang diturunkan saat Nabi berada di padang Arafah guna melaksanakan haji wada’ (haji perpisahan) pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 H. (633 M).
Seperti berikut : ...... Pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Ku cukupkan nikmatKu, serta Ku ridho’i Islam sebagai agamamu....” (QS. Al-Maidah :3)
Surat Al-Maidah, ayat ketiga ini secara jelas menunjukkan jaminan Allah bahwa Islam telah di nyatakan sempurna, isinya merangkum semua persolan hidup manusia, sehingga orang yang berpegang kepada Islam, akan memperoleh nikmat yang sempurna pula dan Allah juga telah meridho’i Islam sebagai agama umat manusia.
C. Urutan Turunnya Wahyu Al-Quran
Urutan Turun
|
No. Surat
|
Nama
|
Surat
|
Jumlah Ayat
|
Tempat Turun
|
1
|
96
|
Al-'Alaq
|
19
|
Makkiyah
| |
2
|
68
|
Al-Qalam
|
52
|
Makkiyah
| |
3
|
73
|
Al-Muzzammil
|
20
|
Makkiyah
| |
4
|
74
|
Al-Muddatstsir
|
56
|
Makkiyah
| |
5
|
1
|
Al-Faatihah
|
7
|
Makkiyah
| |
6
|
111
|
Al-lahab
|
5
|
Makkiyah
| |
7
|
81
|
At-Takwiir
|
29
|
Makkiyah
| |
8
|
87
|
Al-A'laa
|
19
|
Makkiyah
| |
9
|
92
|
Al-Lail
|
21
|
Makkiyah
| |
10
|
89
|
Al-Fajr
|
30
|
Makkiyah
| |
11
|
93
|
Adh-Duhaa
|
11
|
Makkiyah
| |
12
|
94
|
Al-insyirah
|
8
|
Makkiyah
| |
13
|
103
|
Al-'Ashr
|
3
|
Makkiyah
| |
14
|
100
|
Al-'Aadiyaat
|
11
|
Makkiyah
| |
15
|
108
|
Al-Kautsar
|
3
|
Makkiyah
| |
16
|
102
|
At-Takaatsur
|
8
|
Makkiyah
| |
17
|
107
|
Al-Maa'uun
|
7
|
Makkiyah
| |
18
|
109
|
Al-Kaafiruun
|
6
|
Makkiyah
| |
19
|
105
|
Al-Fiil
|
5
|
Makkiyah
| |
20
|
113
|
Al-Falaq
|
5
|
Makkiyah
| |
21
|
114
|
An-Naas
|
6
|
Makkiyah
| |
22
|
112
|
Al-Ikhlas
|
4
|
Makkiyah
| |
23
|
53
|
An-Najm
|
62
|
Makkiyah
| |
24
|
80
|
Abasa
|
42
|
Makkiyah
| |
25
|
97
|
Al-Qadr
|
5
|
Makkiyah
| |
26
|
91
|
Asy-Syams
|
15
|
Makkiyah
| |
27
|
85
|
Al-Buruuj
|
22
|
Makkiyah
| |
28
|
95
|
At-Tiin
|
8
|
Makkiyah
| |
29
|
106
|
Quraisy
|
4
|
Makkiyah
| |
30
|
101
|
Al-Qaari'ah
|
11
|
Makkiyah
| |
31
|
75
|
Al-Qiyaamah
|
40
|
Makkiyah
| |
32
|
104
|
Al-Humazah
|
9
|
Makkiyah
| |
33
|
77
|
Al-Mursalaat
|
50
|
Makkiyah
| |
34
|
50
|
Qaaf
|
45
|
Makkiyah
| |
35
|
90
|
Al-Balad
|
20
|
Makkiyah
| |
36
|
86
|
Ath-Thaariq
|
17
|
Makkiyah
| |
37
|
54
|
Al-Qamar
|
55
|
Makkiyah
| |
38
|
38
|
Shaad
|
88
|
Makkiyah
| |
39
|
7
|
Al-A'raaf
|
206
|
Makkiyah
| |
40
|
72
|
Al-Jin
|
28
|
Makkiyah
| |
41
|
36
|
Yaasiin
|
83
|
Makkiyah
| |
42
|
25
|
Al-Furqaan
|
77
|
Makkiyah
| |
43
|
35
|
Faathir
|
45
|
Makkiyah
| |
44
|
19
|
Maryam
|
98
|
Makkiyah
| |
45
|
20
|
Thaahaa
|
135
|
Makkiyah
| |
46
|
56
|
Al-Waaqi'ah
|
96
|
Makkiyah
| |
47
|
26
|
Asy-Syu'araa'
|
227
|
Makkiyah
| |
48
|
27
|
An-Naml
|
93
|
Makkiyah
| |
49
|
28
|
Al-Qashash
|
88
|
Makkiyah
| |
50
|
17
|
Al-Israa'
|
111
|
Makkiyah
| |
51
|
10
|
Yunus
|
109
|
Makkiyah
| |
52
|
11
|
Huud
|
123
|
Makkiyah
| |
53
|
12
|
Yusuf
|
111
|
Makkiyah
| |
54
|
15
|
Al-Hijr
|
99
|
Makkiyah
| |
55
|
6
|
Al-An'am
|
165
|
Makkiyah
| |
56
|
37
|
Ash-Shaaffat
|
182
|
Makkiyah
| |
57
|
31
|
Luqman
|
34
|
Makkiyah
| |
58
|
34
|
Saba '
|
54
|
Makkiyah
| |
59
|
39
|
Az-Zumar
|
75
|
Makkiyah
| |
60
|
40
|
Al-Mu'min
|
85
|
Makkiyah
| |
61
|
41
|
Fushshilat
|
54
|
Makkiyah
| |
62
|
42
|
Asy-Syuura
|
53
|
Makkiyah
| |
63
|
43
|
Az-Zukhruf
|
89
|
Makkiyah
| |
64
|
44
|
Ad-Dukhaan
|
59
|
Makkiyah
| |
65
|
45
|
Al-Jatsiyaah
|
37
|
Makkiyah
| |
66
|
46
|
Al-Ahqaaf
|
35
|
Makkiyah
| |
67
|
51
|
Adz-Dzariyaat
|
60
|
Makkiyah
| |
68
|
88
|
Al-Ghaasyiyah
|
26
|
Makkiyah
| |
69
|
18
|
Al-Kahfi
|
110
|
Makkiyah
| |
70
|
16
|
An-Nahl
|
128
|
Makkiyah
| |
71
|
71
|
Nuh
|
28
|
Makkiyah
| |
72
|
14
|
Ibrahim
|
52
|
Makkiyah
| |
73
|
21
|
Al-Anbiyaa'
|
112
|
Makkiyah
| |
74
|
23
|
Al-Mu'minuun
|
118
|
Makkiyah
| |
75
|
32
|
As-Sajdah
|
30
|
Makkiyah
| |
76
|
52
|
At-Thuur
|
49
|
Makkiyah
| |
77
|
67
|
Al-Mulk
|
30
|
Makkiyah
| |
78
|
69
|
Al-Haaqqah
|
52
|
Makkiyah
| |
79
|
70
|
Al-Ma'aarij
|
44
|
Makkiyah
| |
80
|
78
|
An-Naba'
|
40
|
Makkiyah
| |
81
|
79
|
An-Nazi'at
|
46
|
Makkiyah
| |
82
|
82
|
Al-Infithaar
|
19
|
Makkiyah
| |
83
|
84
|
Al-Insyiqaaq
|
25
|
Makkiyah
| |
84
|
30
|
Ar-Ruum
|
60
|
Makkiyah
| |
85
|
29
|
Al-'Ankabuut
|
69
|
Makkiyah
| |
86
|
83
|
Al-Muthaffifiin
|
36
|
Makkiyah
| |
87
|
2
|
Al-Baqarah
|
286
|
Madaniyah
| |
88
|
8
|
Al-Anfaal
|
75
|
Madaniyah
| |
89
|
3
|
Ali 'Imran
|
200
|
Madaniyah
| |
90
|
33
|
Al-Ahzab
|
73
|
Madaniyah
| |
91
|
60
|
Al-Mumtahanah
|
13
|
Madaniyah
| |
92
|
4
|
An-Nisaa'
|
176
|
Madaniyah
| |
93
|
99
|
Al-Zalzalah
|
8
|
Madaniyah
| |
94
|
57
|
Al-Hadiid
|
29
|
Madaniyah
| |
95
|
47
|
Muhammad
|
38
|
Madaniyah
| |
96
|
13
|
Ar-Ra'du
|
43
|
Makkiyah
| |
97
|
55
|
Ar-Rahmaan
|
78
|
Makkiyah
| |
98
|
76
|
Al-Insaan
|
31
|
Madaniyah
| |
99
|
65
|
Ath-Thalaaq
|
12
|
Madaniyah
| |
100
|
98
|
Al-Bayyinah
|
8
|
Madaniyah
| |
101
|
59
|
Al-Hasyr
|
24
|
Madaniyah
| |
102
|
24
|
An-Nuur
|
64
|
Madaniyah
| |
103
|
22
|
Al-Hajj
|
78
|
Madaniyah
| |
104
|
63
|
Al-Munaafiquun
|
11
|
Madaniyah
| |
105
|
58
|
Al-Mujaadilah
|
22
|
Madaniyah
| |
106
|
49
|
Al-Hujuraat
|
18
|
Madaniyah
| |
107
|
66
|
At-Tahriim
|
12
|
Madaniyah
| |
108
|
64
|
At-Taghaabun
|
18
|
Madaniyah
| |
109
|
61
|
Ash-Shaff
|
14
|
Madaniyah
| |
110
|
62
|
Al-Jumu'ah
|
11
|
Madaniyah
| |
111
|
48
|
Al-Fath
|
29
|
Madaniyah
| |
112
|
5
|
Al-Maa-idah
|
120
|
Madaniyah
| |
113
|
9
|
At-Taubah
|
129
|
Madaniyah
| |
114
|
110
|
An-Nashr
|
3
|
Madaniyah
|
D. Hikmah Diturunkannya Al-Quran Secara Berangsur-Angsur
Al Qur’an diturunkan secara beransur-ansur dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari. Kurang lebih 13 tahun di Mekkah dan kurang lebih 10 tahun di Madinah. mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi SAW hingga 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah (633 M).Hikmah Al Qur’an diturunkan secara beransur-ansur itu ialah:
1. Agar lebih mudah difahami dan dilaksanakan. Orang tidak akan melaksanakan suruhan, dan larangan sekiranya suruhan dan larangan itu diturunkan sekaligus banyak. Hal ini disebutkan oleh Bukhari dan riwayat ‘Aisyah r.a.
2. Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan ada yang mansukh, sesuai dengan permasalahan pada waktu itu. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al Qur’an diturunkan sekaligus. (ini menurut pendapat yang mengatakan adanya nasikh dan mansukh).
3. Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih mengesankan dan lebih berpengaruh di hati.
4. Memudahkan penghafalan. Orang-orang musyrik yang telah menayakan mengapa Al Qur’an tidak diturunkan sekaligus. sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an ayat (25) Al Furqaan ayat 32, yaitu: mengapakah Al Qur’an tidak diturunkan kepadanya sekaligus ?. Kemudian dijawab di dalam ayat itu sendiri: demikianlah, dengan (cara) begitu Kami hendak menetapkan hatimu
5. Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban daripada pertanyaan atau penolakan suatu pendapat atau perbuatan, sebagai dikatakan oleh lbnu ‘Abbas r.a. Hal ini tidak dapat terlaksana kalau Al Qur’an diturunkan sekaligus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
- Al-Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan lafaldan maknanya dan merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang sangat berharga bagi umat Islam yang di dalamnya terkandung petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat.
2. Masa turunnya Al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua, yaitu Periode pertama dinamakan Periode Mekah (Ayat-ayat Makiyah) dan Periode yang kedua adalah Periode Madinah (Ayat-ayat Madaniyah).
3. Wahyu yang pertama turun adalah 5 ayat pertama surah Al-‘alaq, sedangkan wahyu terakhir yaitu surat Al-Maidah ayat 3.
4. Allah SWT menurunkan Al-quran secara berangsur-angsur sebagai bukti bahwa wahyu yang diucapkan Muhammad berasal dari Allah.
B. Saran
Mengingat materi ini merupakan salah satu sillabi matakuliah AIK I, mahasiswa dapat menjadikan makalah ini sebagai materi tambahan dalam mata kuliah AIK I.
DAFTAR REFERENSI
Aik II da gak?
BalasHapus