B. Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap
Antara pengetahuan dan tindakan ternyata tidak selalu terjadi korelasi
positif yang tinggi (Surakhmad, 1980:9). Proses pertumbuhan dan kelanjutan
pengetahuan menuju bentuk sikap dan tingkah laku adalah proses kegiatan yang
musykil. Seorang individu yang pada waktu tertentu melakukan perbuatan tercela
ternyata melakukannya tidak selalu karena ia tidak mengetahui bahwa perbuatan
itu tercela, atau tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat.
1. Pengertian dan Saling Keterkaitan Antara
Nilai, Moral, dan Sikap sert Pengaruhnya terhadap Tingkah Laku
Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat,
misalnya adat kebiasaan dan sopan santun (Sutikna, 1988;5). Sopan santun, adat,
dan kebiasaan serta nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah
nilai-nilai hidup yang menjadi pegangan seseorang dalam kedudukannya sebagai
warga negara Indonesia dalam hubungan
hidupnya dengan negara serta dengan sesama warga negara.
Bagaimana kaitannya antara nilai-nilai dan moral?
Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak,
kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto, 1957: 957). Dalam moral diatur segala
perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang
dinilai baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk
membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan demikian, moral
merupakan kendali dalam bertingkah laku.
Dalam kaitannya dengan pengalaman nilai-nilai hidup, maka moral merupakan
kontrol dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang
dimaksud.
Menurut Gerung, sikap secara umum diartikan sebagai kesediaan bereaksi
individu terhadap sesuatu hal (Mappiare, 1982 : 58). Sikap berkaitan dengan
motif dan mendasari tingkah laku seseorang dapat diramalkan tingkah laku apa
yang dapat terjadi dan akan diperbuat jika telah diketahui sikapnya.
Dengan demikian, keterkaitan antara nilai, moral, sikap, dan tingkah laku
akan tampak dalam pengamalan nilai-nilai. Dengan kata lain nilai-nilai perlu
dikenal terlebih dulu, kemudian dihayati den didorong oleh moral, baru akan
terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya
terwujud tingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.
2. Karakteristik Nilai, Moral, dan Sikap Remaja
Nilai-nilai kehidupan yang perlu diinformasikan dan selanjutnya dihayati
oleh para remaja tidak terbatas pada adat kebiasaan dan sopan santun saja,
namun juga seperangkat nilai-nilai yang tergantung dala Pancasila, misalnya
nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan,
nilai-nilai estetik, nilai-nilai etik, dan nilai-nilai intelektual, dalam
bentuk-bentuk sesuai dengan perkembangan remaja.
Salah satu, tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja adalah
mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian
bersedia membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial/masyarakat
tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang
dialami waktu anak-anak.
Dari hasil penyelidikan-penyelidikannya Kohlberg mengemukakan enam tahap
(stadium) perkembangan moral yang berlaku secara universal dan dalam urutan
tertentu. Ada tiga tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg, yaitu tingkat :
a.
Prakonvensional
b.
Konvensional
c.
Post-konvensional
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Nilai, Moral, dan Sikap
Sama seperti perkembangan lainnya, maka
perkembangan nilai, moral, dan sikap dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Di dalam usaha membentuk tingkah laku sebagai
pencerminan nilai-nilai hidup tertentu ternyata bahwa faktor lingkungan
memegang peranan penting. Di antara segala unsur lingkungan sosial yang
berpengaruh, yang tampaknya sangat penting adalah unsur lingkungan berbentuk
manusia yang langsung dikenal atau dihadapi seseorang sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu.
Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh
Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran
yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai
kebudayaan. Anak memang berkembang melalui interaksi sosial, tetapi interaksi
ini mempunyai corak yang khusus di mana faktor pribadi, faktor si anak dalam
membentuk aktivitas-aktivitas ikut berperan. Moral yang sifatnya penalaran
menurut Kohlberg, perkembangannya dipengaruhi oleh perkembangan nalar
sebagaimana dikmukakan oleh Piaget.
4.
Perkembangan Individual dalam Perkembangan Nilai, Moral,
dan Sikap
Pengertian moral dan nilai pada anak-anak umur sepuluh atau sebelas tahun
berbeda dangan anak-anak yang lebih tua. Pada anak-anak terdapat anggapan bahwa
aturan-aturan adalah pasti dan mutlak oleh karena diberikan oleh orang dewasa
atau Tuhan yang tidak bisa diubah lagi (Kohlberg, 1963). Pengertian menganai
aspek moral pada anak-anak lebih besar, lebih lentur, dan nisbi. Ia bisa menawar
atau minta mengubah sesuatu aturan kalau disetujui oleh semua orang.
Untuk sebagian remaja serta orang dewasa yang penalarannya terhambat atau
kurang berkembang, tahap perkembangan moralnya ada pada tahap prakonfensional.
Pada tahap ini seseorang belum benar-benar mengenal apalagi menerima aturan dan
harapan masyarakat.
Menurut Kohlberg, faktor kebudayaan mempengaruhi perkembangan moral,
terdapat berbagai rangsangan yang diterima oleh anak-anak dan ini mempengaruhi
tempo perkembangan moral. Perbedaan perseorangan juga dapat dilihat pada latar
belakang kebudayaan tertentu.
Sikap serta tingkah lakunya dalam kaitannya dengan tenggang rasa,
memungkingkan kita mnempatkan individu dalam satu kontinum.
a.
Di ujung paling kiri, kita kelompokkan individu yang hampir-hampir atau
sama sekali tidak tahu tentang konsep dan nilai tenggang rasa dan karenanya
juga tidak bertindak secara benar ditinjau dari konsep tenggang rasa.
b.
Di ujung paling kanan terdapat individu yang baik pengetahuan maupun
tingkah lakunya, mencerminkan penghayatan nilai tenggang rasa yang sangat
meyakinkan.
5. Upaya Mengembangkan Nilai, Moral, dan Sikap
Remaja serta Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan nilai, moral,
dan sikap remaja adalah :
a.
Menciptakan Komunikasi
Dalam komunikasi didahului dengan pemberian
informasi tentang nilai-nilai dan moral. Anak tidak pasif mendengarkan dari
orang dewasa bagaimana seseorang harus bertingkah lauk sesuai dengan nirma dan
nilai-nilai moral, tetapi anak-anak harus dirangsang supaya lebih aktif.
b.
Menciptakan Iklim Lingkungan yang Serasi
Seseorang yang mempelajari nila hidup tertentu
dan moral, kemudian berhasil memiliki sikap dan tingkah laku sebagai
pencerminan nilai hidup itu umumnya adalah seseorang yang hidup dalam
lingkungan yang secara positif, jujur, dan konsekuen senantiasa mendukung
bentuk tingkah laku yang merupakan pencerminannilai hidup tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar